Modernis.co, Malang – Masalah sampah plastik, terutama botol bekas menjadi salah satu isu lingkungan yang paling mendesak di seluruh dunia. Botol plastik adalah salah satu jenis sampah yang paling umum ditemukan di lingkungan kita, dan sering kali mereka berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) atau bahkan mencemari lautan.
Di kota-kota besar dan komunitas padat penduduk, seperti RW 02 Kelurahan Tlogomas, masalah ini menjadi semakin kompleks karena tingginya volume sampah dan keterbatasan fasilitas pengelolaan sampah yang efektif. Sampah plastik yang menumpuk tidak hanya menambah beban pada sistem pengelolaan sampah tetapi juga dapat merusak ekosistem lokal dan mengancam kesehatan masyarakat.
Dalam konteks ini, program Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) yang diadakan di RW 02 Kelurahan Tlogomas oleh kelompok 54 gelombang 2 PMM Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada tanggal 6-7 Agustus hadir sebagai solusi inovatif untuk mengatasi masalah sampah plastik. Program PMM ini melibatkan mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu yang ditempatkan di RW 02 dengan tujuan memberikan kontribusi positif melalui program berbasis masyarakat.
Ketua PMM Kelompok 54 Aurelius Elmori Gading mengatakan salah satu inisiatif utama dari program ini adalah program “Transformasi Botol Bekas,” yang bertujuan untuk mengubah botol plastik bekas menjadi tempat sampah kreatif. Program ini tidak hanya berfokus pada daur ulang tetapi juga melibatkan pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah yang ramah lingkungan.
“Mahasiswa PMM bekerja sama dengan warga RW 02 untuk mengumpulkan botol plastik bekas dari rumah tangga dan sumber lainnya. Botol-botol tersebut kemudian diproses dan diubah menjadi tempat sampah yang dapat digunakan di berbagai lokasi di komunitas. Proses ini melibatkan pemotongan, pencucian, dan dekorasi botol plastik, yang tidak hanya memberikan fungsi praktis tetapi juga menambah nilai estetika. Dengan melibatkan warga dalam setiap tahap proses, program ini bertujuan untuk membangun keterlibatan dan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan,” jelasnya.
Ia menambahkan program ini juga menjadi wadah bagi mahasiswa dan warga untuk berbagi pengetahuan dan keterampilan. Melalui pelatihan dan workshop, mahasiswa PMM mengajarkan teknik daur ulang dan pengelolaan sampah kepada warga. Ini termasuk cara-cara sederhana namun efektif untuk mengurangi sampah plastik di rumah tangga serta metode kreatif untuk mendaur ulang barang-barang yang tidak terpakai. Pendekatan ini diharapkan dapat mengubah pola pikir masyarakat terhadap sampah dan mendorong mereka untuk lebih aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Lebih lanjut ia menjelaskan Program “Transformasi Botol Bekas” juga memiliki dampak sosial yang signifikan. Dengan melibatkan warga dalam proses pembuatan tempat sampah, program ini memperkuat rasa kebersamaan dan solidaritas di komunitas RW 02. Warga tidak hanya berpartisipasi dalam kegiatan pengumpulan dan pengolahan botol, tetapi mereka juga memiliki kesempatan untuk berkolaborasi dengan mahasiswa, memperluas jaringan sosial mereka, dan merasa lebih terhubung dengan lingkungan sekitar.
Kolaborasi ini menciptakan ruang bagi interaksi sosial yang positif dan memperkuat ikatan komunitas. Selain manfaat sosial dan lingkungan, program ini juga memberikan contoh praktis mengenai bagaimana upaya lokal dapat berkontribusi pada solusi global.
Dengan menunjukkan bahwa perubahan positif dapat dimulai dari tingkat komunitas, program ini memberikan inspirasi bagi komunitas lain untuk mengadopsi inisiatif serupa. Kesuksesan proyek ini di RW 02 menunjukkan bahwa dengan kreativitas dan kolaborasi, masalah lingkungan yang kompleks seperti sampah plastik dapat ditangani secara efektif.
Namun, keberhasilan program ini tidak hanya bergantung pada implementasi teknisnya, tetapi juga pada dukungan dan partisipasi aktif dari seluruh warga di RW 02. Oleh karena itu, penting untuk terus melakukan sosialisasi dan edukasi tentang pentingnya daur ulang dan pengelolaan sampah yang benar.
Dengan meningkatkan kesadaran dan melibatkan lebih banyak pihak, program, ini dapat menciptakan dampak yang lebih luas dan berkelanjutan. Secara keseluruhan, proyek “Transformasi Botol Bekas” adalah contoh bagaimana program PMM dapat memberikan kontribusi nyata terhadap penyelesaian masalah lingkungan dan pengembangan masyarakat.
Inisiatif ini menggabungkan upaya praktis dengan pendekatan edukatif untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan dan memberdayakan masyarakat. Melalui program ini, diharapkan RW 02 dapat menjadi model bagi masyarakat lain dalam hal pengelolaan sampah yang inovatif dan partisipatif. Dalam jangka panjang, program ini diharapkan dapat memicu perubahan perilaku di kalangan warga RW 02 dan menciptakan budaya daur ulang yang lebih kuat.
Dengan melanjutkan dan mengembangkan inisiatif ini, diharapkan masalah sampah plastik dapat dikurangi secara signifikan, dan masyarakat dapat menjadi lebih berkelanjutan dan sadar lingkungan. Program ini, pada akhirnya, bukan hanya tentang mengubah botol bekas menjadi tempat sampah, tetapi juga tentang membangun masa depan yang lebih bersih dan lebih sehat untuk generasi mendatang. (LA)